TikTok Mengatasi Hoax: Bagaimana AI Membantu Memoderasi Informasi yang Salah

Kamu pasti sering lihat video di TikTok kan? Sayangnya, di antara sekian banyak konten kreatif dan menghibur di TikTok, ada juga hoaks yang beredar. Apalagi menjelang pesta demokrasi, isu politik menjadi sasaran empuk penyebaran hoaks. Menurut data TurnBackHoax.id, dari Januari hingga November 2023 tingkat penyebaran hoaks untuk isu politik mencapai 53,9 persen. Total konten hoaks yang beredar mencapai 2.045.

Untungnya, TikTok kini dilengkapi teknologi kecerdasan buatan atau AI yang membantu tim moderasi mendeteksi dan menghapus konten hoaks sebelum viral dan menyesatkan banyak orang. Lewat AI, TikTok bisa menganalisis pola penyebaran hoaks dan memprediksi konten mana yang berpotensi hoaks sebelum diunggah. Dengan AI pula, TikTok bisa mendeteksi akun-akun bot atau troll yang kerap menyebarkan hoaks dan propaganda.

Apa Itu Hoaks Dan Mengapa Harus Diberantas?

Apa itu hoaks dan mengapa harus diberantas?

Hoaks adalah informasi palsu yang disebarkan dengan maksud untuk menyesatkan orang. Hoaks berbahaya karena dapat menyebabkan keresahan, kepanikan, bahkan kekerasan. Oleh karena itu, hoaks perlu diberantas agar masyarakat tidak mudah tertipu dan terpengaruh informasi tidak benar.

Cara mengenali hoaks

Bagaimana cara mengetahui informasi yang kita terima adalah hoaks atau bukan? Berikut beberapa tips untuk mengenali hoaks:

  • Sumber informasi tidak jelas. Jika tidak disebutkan sumber informasi yang kredibel, kemungkinan itu hoaks.
  • Judul atau klaim yang mengada-ada atau berlebihan. Klaim yang terlalu dramatis atau spektakuler biasanya hoaks.
  • Tidak ada bukti pendukung. Informasi tanpa fakta, data, atau bukti pendukung kemungkinan besar hoaks.
  • Mengandung unsur kebencian atau prasangka. Informasi yang bertujuan membuat kebencian terhadap golongan tertentu biasanya hoaks.
  • Tidak konsisten dengan fakta yang diketahui. Informasi yang bertentangan dengan fakta ilmiah atau sejarah yang dapat diverifikasi kemungkinan hoaks.

Dampak hoaks

Hoaks dapat berdampak buruk dalam berbagai hal. Beberapa dampak penting yang perlu diwaspadai adalah:

  • Menimbulkan kepanikan dan ketakutan di masyarakat
  • Menggoyahkan kepercayaan publik terhadap institusi atau tokoh
  • Menyebabkan keresahan sosial dan konflik
  • Membahayakan kesehatan karena informasi medis yang salah
  • Menghambat penanganan krisis karena kesalahan informasi

Oleh karena itu, mari kita berhati-hati dalam menerima setiap informasi dan selalu melakukan verifikasi terhadap informasi

TikTok Melakukan Moderasi Konten Menggunakan Pembelajaran Mesin

TikTok menggunakan AI dan pembelajaran mesin untuk membantu menyaring konten yang tidak akurat atau menyesatkan di platformnya. Mereka menerapkan sistem moderasi konten otomatis yang mampu mendeteksi video yang berpotensi berisi informasi salah atau menyesatkan. TikTok berkolaborasi dengan mitra pihak ketiga untuk memverifikasi fakta di balik klaim-klaim yang dibuat di video tersebut.

AI TikTok dapat menganalisis berbagai fitur dalam video, seperti kata-kata yang digunakan, suara, dan gerakan, untuk menentukan apakah video tersebut berpotensi berisi informasi yang salah. Jika ya, video tersebut akan ditandai dan tidak akan muncul di feed pengguna. Pemilik akun yang memposting video tersebut juga akan diberi peringatan.

Moderasi Konten TikTok

TikTok menggunakan sistem moderasi konten yang ketat. Mereka memiliki tim moderasi manusia dan kebijakan komunitas yang jelas untuk memastikan platform tetap aman dan positif. TikTok juga memanfaatkan AI dan pembelajaran mesin untuk membantu proses moderasi secara otomatis dan skala besar.

Dengan menggabungkan moderasi manusia dan AI, TikTok dapat menjaga platform tetap aman, adil, dan transparan. Mereka berkomitmen untuk mendukung komunitas yang positif dan kreatif di mana setiap orang merasa dihargai dan didengarkan.

Bagaimana TikTok Mendeteksi Dan Menghapus Konten Hoaks

TikTok menggunakan teknologi AI dan mesin pembelajaran untuk membantu mendeteksi dan menghapus konten hoaks di platformnya. AI TikTok dapat menganalisis konten video dan keterlibatan pengguna untuk mengidentifikasi pola yang mencurigakan.

Analisis Video

TikTok menggunakan computer vision dan pembelajaran mesin untuk menganalisis konten video yang diunggah. AI memeriksa gambar, teks, suara, dan metadata video untuk mencari tanda-tanda konten yang tidak akurat atau menyesatkan. Misalnya, AI dapat mendeteksi video yang direkam dengan CGI atau deepfake dan video yang direupload dari sumber lain.

Analisis Interaksi Pengguna

TikTok juga melacak bagaimana pengguna bereaksi terhadap video, seperti jumlah like, komentar, dan bagikan. Pola interaksi pengguna yang aneh dapat menunjukkan adanya konten yang mencurigakan. Misalnya, lonjakan aktivitas pada video tertentu dalam waktu singkat dapat menandakan upaya koordinasi untuk menyebarkan informasi yang salah.

Pemantauan Manual

Meskipun AI TikTok canggih, masih ada kemungkinan beberapa konten hoaks lolos dari pendeteksian. Untuk itu, TikTok juga memiliki tim moderator manusia yang bertugas memantau konten dan menghapus konten berbahaya atau ilegal, termasuk hoaks. Moderator TikTok berasal dari berbagai latar belakang untuk memahami konteks budaya setempat.

Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dan moderasi manual, TikTok berupaya keras untuk membanjiri platformnya dengan informasi yang akurat dan dapat dipercaya. AI dan tim manusia bekerja sama untuk melindungi pengguna dari konten palsu dan menyesatkan.

Tantangan Dalam Memerangi Konten Hoaks Di TikTok

Menanggulangi masalah hoaks di TikTok tentunya tidak mudah. Platform ini dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam memerangi konten hoaks.

Keterbatasan AI

Meskipun TikTok menggunakan teknologi AI untuk mendeteksi dan menandai konten berbahaya atau tidak akurat, AI masih memiliki keterbatasan. AI belum sepenuhnya mampu memahami konteks atau niat dari video yang diunggah. Hal ini dapat menyebabkan kesalahan dalam menandai konten dan menghapus video yang seharusnya tidak dihapus.

Volume konten yang tinggi

Dengan indo188 lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan, TikTok harus menangani jutaan video yang diunggah setiap hari. Volume konten sebanyak ini tentu sulit untuk dimoderasi secara manual. Meski AI digunakan untuk membantu, tetap saja masih ada kemungkinan hoaks atau disinformasi lolos dari pengawasan.

Manipulasi algoritma

Beberapa pengguna berusaha memanipulasi algoritma TikTok untuk meningkatkan visibilitas konten mereka, termasuk hoaks dan disinformasi. Mereka misalnya memanfaatkan tagar populer, mengunggah konten berulang kali, atau menggunakan bot. Hal ini tentu semakin mempersulit upaya moderasi TikTok.

Ancaman dari luar

Aktor jahat seperti sindikat hoaks kerap berusaha menyebarkan informasi palsu melalui TikTok. Mereka misalnya membuat akun palsu atau membayar influencer untuk mengunggah dan mempromosikan hoaks. Tindakan ini sulit dideteksi dan diatasi, sehingga berpotensi semakin memperparah masalah hoaks di platform.

Cara Mencegah Penyebaran Hoaks Di Masa Pemilu

Salah satu cara untuk mencegah penyebaran hoaks selama masa pemilu adalah dengan melakukan verifikasi informasi sebelum membagikannya di media sosial. Sebelum membagikan sebuah berita atau klaim politik di media sosial, periksa apakah informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Cek fakta dari berbagai sumber

Jangan hanya memercayai satu sumber berita. Bandingkan informasi yang sama dari beberapa media arus utama dan independen. Perhatikan apakah ada perbedaan signifikan dalam pelaporan mereka. Jika ada, kemungkinan salah satunya adalah hoaks.

Periksa tautan dan gambar

Hoaks sering kali menggunakan foto atau video palsu untuk membuat klaimnya terlihat asli. Periksa apakah gambar atau video yang digunakan sesuai dengan klaim yang dibuat. Dan pastikan bahwa tautan yang diberikan benar-benar mengarah ke sumber informasi yang diklaim.

Pertimbangkan motif dan tujuan

Tanyakan pada diri sendiri mengapa seseorang akan membuat atau menyebarkan klaim ini dan apa tujuannya. Hoaks politik biasanya bertujuan untuk menyerang lawan atau merusak reputasi seseorang. Waspadai klaim yang terlalu dramatis atau emosional.

Ragu? Jangan sebarkan!

Jika Anda ragu akan kebenaran suatu informasi, jangan sebarkan klaim tersebut lebih lanjut di media sosial Anda. Lebih baik mencari kepastian terlebih dahulu daripada membantu menyebarkan hoaks kepada orang lain. Dengan melakukan verifikasi sederhana, kita semua dapat membantu memerangi hoaks di media sosial.

Conclusion

Jadi, bagaimana kita dapat membantu memerangi misinformasi di media sosial? Pertama, jangan sekali-kali menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Kedua, laporkan konten palsu atau menyesatkan kepada platform media sosial terkait seperti TikTok, Facebook, atau Twitter. Mereka sekarang dilengkapi dengan sistem AI canggih yang dapat membantu mendeteksi dan menghapus konten berbahaya.

Ketiga, edukasi diri sendiri dengan mempelajari cara mendeteksi kebohongan dan manipulasi fakta di media sosial. Dengan demikian, kita dapat lebih kritis dalam menyikapi setiap informasi yang beredar dan tidak mudah terprovokasi atau terpengaruh oleh konten palsu. Mari bersama-sama berupaya menciptakan media sosial yang lebih bersih dari misinformasi dan hoaks demi terciptanya masyarakat yang cerdas dan berintegritas.