Surge Pengemudi Mobil Listrik Saat Mudik Lebaran 2024

Bayangkan, kamu sedang mengemudi ke kampung halaman untuk mudik Lebaran 2024 ini. Kamu pasti akan terkejut melihat jumlah mobil listrik yang ikut berseliweran di jalanan! Survei dari Kemenhub memperkirakan ada 193,6 juta orang yang akan mudik tahun ini, naik 58 persen dibanding tahun lalu. Dari jumlah itu, diperkirakan sekitar 35,42 juta orang atau 18,3 persen menggunakan kendaraan pribadi. Nah, tahun ini jumlah pengemudi mobil listrik ikut melonjak tajam. Penasaran berapa banyak pengemudi mobil listrik yang akan ikut mudik Lebaran kali ini? Yuk kita bahas lebih lanjut!

Estimasi Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Mencapai 193,6 Juta

Pemerintah memprediksi angka pemudik tahun ini akan melonjak drastis dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan sebanyak 35,42 juta orang atau 18,3 persen akan memanfaatkan kendaraan pribadi untuk mudik. Dari jumlah tersebut, seberapa banyak yang memakai kendaraan listrik?

Pertumbuhan Pesat Kendaraan Listrik

Pasar kendaraan listrik di Indonesia tengah berkembang pesat. Hingga kuartal pertama 2024, tercatat penjualan mobil listrik mencapai 12.000 unit atau naik 30 persen dibanding tahun lalu. Perusahaan otomotif bersiap meluncurkan model mobil listrik terbaru dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini tentu saja akan mendorong minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan.

Biaya Operasional Lebih Murah

Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga lebih ekonomis dalam hal biaya operasional. Harga listrik jauh lebih murah dibanding bahan bakar minyak. Selain itu, biaya pemeliharaan mobil listrik juga lebih rendah karena tidak ada mesin pembakaran dan komponen seperti filter oli atau knalpot yang perlu diganti. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Dukungan Pemerintah

Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Misalnya dengan memberikan insentif pajak untuk pembelian mobil listrik atau menyediakan fasilitas charging station di berbagai titik. Program konversi kendaraan BBM ke listrik juga digalakkan. Semua upaya ini diharapkan dapat meningkatkan popularitas kendaraan listrik di masyarakat dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.

Berapa Persen Pemudik Yang Menggunakan Mobil Pribadi?

Tahun 2024 diprediksi 193,6 juta orang akan mudik lebaran. Angka ini naik 58 persen dibandingkan tahun lalu. Dari jumlah pemudik yang diprediksi, diperkirakan 35,42 juta atau 18,3 persen menggunakan mobil pribadi.

Meningkatnya Minat Terhadap Mobil Listrik

Sejalan dengan tren mobil ramah lingkungan, semakin banyak pula masyarakat yang beralih ke mobil listrik untuk mudik lebaran. Diperkirakan peningkatan penggunaan mobil listrik mencapai 15-20 persen dari total pemudik yang menggunakan mobil pribadi. Hal ini didukung dengan semakin murah dan tersedianya mobil listrik dari berbagai merek ternama.

Lebih Nyaman dan Hemat BBM

Mobil listrik sangat cocok digunakan untuk mudik lebaran. Selain lebih nyaman karena lebih tenang, mobil listrik juga lebih hemat bahan bakar. Dengan jarak tempuh rata-rata mobil listrik mencapai 200-300 km per charge, cukup untuk perjalanan mudik kebanyakan orang. Selain itu, biaya pengisian daya relatif murah dibandingkan dengan BBM.

Masih Terbatasnya Infrastruktur Pengisian

Meskipun minat masyarakat terhadap mobil listrik cukup tinggi, infrastruktur pengisian daya mobil listrik di Indonesia masih terbatas. Hal ini menjadi kendala bagi mereka yang ingin menggunakan mobil listrik untuk mudik lebaran. Oleh karena itu, sebaiknya perencanaan rute mudik memperhitungkan lokasi pengisian daya yang ada di sepanjang perjalanan. Atau, membawa charger portabel sebagai alternatif.

Dengan semakin murah dan tersedianya mobil listrik, serta didukung kebijakan pemerintah untuk mempromosikan kendaraan ramah lingkungan, diperkirakan porsi pemudik yang menggunakan mobil listrik akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Semoga arus mudik lebaran

Meningkatnya Penggunaan Mobil Listrik Selama Mudik

Setelah dua tahun mudik pilot77 tertunda karena pandemi, tahun 2024 diprediksi akan menjadi tahun yang sibuk bagi perjalanan mudik Lebaran. Survei Kemenhub memperkirakan 193,6 juta orang akan mudik tahun ini, naik 58 persen dibanding tahun lalu. Dari perkiraan tersebut, diperkirakan 35,42 juta atau 18,3 persen menggunakan kendaraan pribadi saat mudik.

Semakin Populernya Mobil Listrik

Seiring populernya kendaraan ramah lingkungan, persentase penggunaan mobil listrik untuk mudik juga diperkirakan meningkat. Dengan harga mobil listrik yang semakin terjangkau dan keunggulannya dalam hal hemat bahan bakar, mobil listrik bisa menjadi pilihan menarik bagi yang mudik tahun ini. Bagi kamu yang memiliki mobil listrik, mudik Lebaran tahun ini bisa jadi kesempatan untuk menghemat pengeluaran, apalagi dengan harga BBM yang terus naik.

Peluang Penyewaan Mobil Listrik

Bagi yang belum memiliki mobil listrik sendiri, sewa mobil listrik bisa jadi pilihan. Beberapa penyewaan mobil melihat adanya peluang bisnis dengan menyediakan mobil listrik untuk disewakan saat mudik Lebaran. Dengan tarif sewa yang lebih murah dibandingkan mobil bensin, mobil listrik disewakan dengan harga mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 700.000 per hari.

Meski masih kalah popular dibandingkan kendaraan bensin, tren positif menuju penggunaan mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik patut disambut baik. Dengan mudik yang lebih ramah lingkungan, kita bisa turut mengurangi polusi udara dan melakukan bagian kita dalam menjaga bumi ini tetap hijau dan asri untuk generasi yang akan datang.

Tantangan Dan Peluang Mobil Listrik Selama Mudik Lebaran

Tantangan Infrastruktur Pengisian Daya

Dengan lonjakan jumlah pengemudi mobil listrik pada mudik lebaran tahun ini, tantangan terbesar adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya atau charging station. Saat ini, jumlah charging station di Indonesia masih sangat minim, terutama di luar kota-kota besar. Hal ini bisa menjadi kendala bagi para pengemudi mobil listrik untuk melanjutkan perjalanan mudik mereka dan membutuhkan pengisian daya di tengah perjalanan. Pemerintah perlu menyediakan charging station tambahan, khususnya di jalur-jalur mudik utama.

Peluang Bisnis Baru

Dengan banyaknya pengemudi mobil listrik yang mudik tahun ini, hal ini bisa menjadi peluang emas bagi bisnis penyedia jasa pengisian daya atau charging service. Bisnis ini bisa menyediakan layanan pengisian daya cepat di jalur-jalur mudik strategis yang padat dilalui para pengemudi mobil listrik. Selain itu, bisnis hotel dan rest area juga bisa memanfaatkan peluang ini dengan menyediakan fasilitas pengisian daya bagi tamu yang menggunakan mobil listrik.

Dukungan Pemerintah

Pemerintah perlu memberikan dukungan penuh terhadap penggunaan mobil listrik, khususnya selama masa mudik lebaran tahun ini. Dukungan yang diberikan bisa berupa insentif seperti diskon atau keringanan pajak kendaraan bermotor bagi pemilik mobil listrik baru. Pemerintah juga perlu menyediakan jalur khusus mobil listrik di jalan tol agar dapat memprioritaskan mobil listrik untuk mendapatkan akses charging station. Hal ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan seperti mobil listrik.

Pertanyaan Umum: Berapa Banyak Pemudik Yang Menggunakan Mobil Listrik?

Dengan jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 35,42 juta atau 18,3 persen dari total 193,6 juta pemudik pada Lebaran 2024, Anda mungkin bertanya-tanya berapa banyak di antaranya yang akan menggunakan mobil listrik untuk pulang kampung? Pemerintah memperkirakan peningkatan yang cukup besar dalam penggunaan kendaraan listrik pribadi, karena semakin banyak orang yang beralih ke mobil ramah lingkungan.

Meningkatnya Minat Terhadap Mobil Listrik

Semakin banyak masyarakat Indonesia yang tertarik dengan mobil listrik, terutama generasi muda yang peduli dengan kelestarian lingkungan. Dengan semakin terjangkaunya harga mobil listrik, diperkirakan sekitar 5-10 persen pemudik akan menggunakan mobil listrik pada Lebaran 2024. Walaupun masih tergolong kecil, angka ini meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya.

Kendala yang Dihadapi

Meskipun minat masyarakat terhadap mobil listrik semakin meningkat, masih ada kendala yang dihadapi seperti kurangnya infrastruktur pengisian daya dan jarak tempuh yang terbatas. Hal ini dapat menghambat niat pemudik untuk menggunakan mobil listrik saat mudik, terutama bagi mereka yang harus menempuh perjalanan jauh. Pemerintah berupaya meningkatkan jumlah stasiun pengisian dan mengembangkan mobil listrik dengan daya dan jarak lebih besar guna mengatasi kendala ini.

Dengan beragam insentif yang ditawarkan pemerintah untuk mendorong masyarakat beralih ke mobil listrik, diperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan mobil listrik akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang. Walaupun masih minoritas, setidaknya ada kemajuan dalam upaya mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi di Indonesia.

Conclusion

Jadi, mudik Lebaran tahun ini diperkirakan akan didominasi oleh pengemudi mobil listrik, mengingat banyaknya insentif dan kemudahan yang ditawarkan pemerintah. Dengan beragam pilihan mobil listrik terjangkau dan stasiun pengisian daya yang tersebar luas, saatnya kita ikut berpartisipasi dalam revolusi kendaraan listrik ini. Siap-siaplah menikmati perjalanan mudik yang mulus, tenang dan ramah lingkungan dengan mobil listrik tahun ini. Selamat mudik!

Akankah BYD Membawa Mobil Listrik LCGC Rp150 Jutaan ke Indonesia?

Anda pasti penasaran dengan mobil listrik murah meriah dari BYD yang bernama Seagull itu. Saat kami berkunjung ke kantor pusat BYD di Shenzhen, China, banyak sekali mobil-mobil listrik imut tapi sporty yang dipamerkan. Salah satunya Seagull, mobil listrik kelas LCGC yang katanya bakal masuk ke Indonesia lho. Kalau beneran nih, berarti Seagull bakal bersaing ketat dengan Wuling Air ev atau Seres E1 yang udah lebih dulu meramaikan pasar mobil listrik murah di Indonesia. Penasaran nggak sih sama spesifikasi dan harganya? Yuk kita bahas lebih lanjut di artikel ini.

Apa Itu BYD Seagull?

BYD Seagull adalah mobil listrik mungil yang dikembangkan BYD, perusahaan otomotif asal Tiongkok. Seagull dirancang sebagai kendaraan kelas menengah ke bawah dengan harga terjangkau.

Desain yang Menarik

Seagull memiliki desain yang minimalis namun tetap eye catching. jordan188 Tubuhnya yang mungil ditambah lampu depan LED membuatnya terlihat imut dan sporty. Seagull juga dilengkapi dengan pintu samping yang terbuka ke atas untuk memudahkan penumpang naik turun.

Ramah Lingkungan

Seagull menggunakan baterai lithium ferro phosphate (LFP) buatan BYD yang tahan lama dan aman. Seagull diklaim bisa menempuh 200 km dalam sekali pengisian penuh. Tidak ada emisi gas buang juga membuat Seagull ramah lingkungan.

Harga Terjangkau

Harga Seagull di Tiongkok dimulai dari 65.800 yuan atau sekitar Rp. 150 juta. Dengan spesifikasi dan fitur yang ditawarkan, harga tersebut cukup kompetitif. Apabila Seagull masuk ke Indonesia, harganya diperkirakan akan lebih murah dari Wuling Air ev atau Seres E1.

Seagull berpotensi menjadi LCGC listrik yang dapat diandalkan dan terjangkau masyarakat Indonesia. Tinggal menunggu apakah BYD berencana meluncurkan Seagull di Indonesia atau tidak.

Spesifikasi BYD Seagull, Mobil Listrik LCGC Cina

Dari informasi yang kami dapatkan dari kunjungan ke markas BYD di Shenzhen, China, Seagull terlihat seperti mobil listrik yang lucu dan sporty. BYD mengklaim bahwa Seagull setara dengan kategori LCGC di Indonesia, yang artinya mobil ini terjangkau. Jika Seagull masuk ke Indonesia, mobil ini akan bersaing dengan Wuling Air ev atau Seres E1.

Desain Eksterior

Seagull memiliki desain eksterior yang simpel dan minimalis. Bagian depan didominasi grille besar berwarna hitam yang dilengkapi lampu depan LED. Bagian samping juga dilengkapi spion yang didesain aerodinamis. Ukuran ban depan dan belakang masing-masing 14 inci, sesuai untuk kategori LCGC.

Kabin dan Interior

Di dalam kabin, Seagull dilengkapi dengan dashboard minimalis yang didominasi layar sentuh 8 inci. Kursi pengemudi dan penumpang didesain ergonomis dengan bahan kulit sintetis. Ruang kabin cukup lapang untuk ukuran mobil listrik kelas terjangkau.

Bagasi Seagull juga cukup lapang, yaitu 300 liter. Cukup untuk membawa barang bawaan penumpang. Seagull juga dilengkapi sistem infotainment dan konektivitas AUX, Bluetooth dan USB.

Spesifikasi Teknis

Seagull menggunakan baterai litium ferrofosfat 44,5 kWh yang mampu menempuh jarak hingga 300 km per pengisian daya penuh. Motor listrik berdaya 51 kW (70 PS) dan torsi 150 Nm. Seagull mampu berakselerasi dari 0 hingga 50 km/jam dalam waktu kurang dari 4 detik.

Harga BYD Seagull Di China Sekitar Rp 150 Jutaan

BYD Seagull di China dihargai sekitar 100.000 Yuan atau Rp 150 jutaan. Harga ini setara dengan mobil LCGC di Indonesia seperti Wuling Air ev atau Seres E1.

Desain Futuristik dengan Teknologi Mutakhir

Seagull memiliki desain futuristik dan sporty dengan lampu depan LED yang memanjang sampai ke sisi kendaraan. Kabinnya lapang dengan material berkualitas dan dilengkapi dengan layar sentuh di tengah dasbor. Seagull juga ditenagai baterai Blade yang dikembangkan BYD sendiri dengan kapasitas hingga 60kWh sehingga jarak tempuh bisa mencapai 400km per charge.

Fitur Keselamatan Canggih

Seagull dilengkapi fitur keselamatan yang canggih seperti colok12 bantuan pengereman darurat, peringatan tabrakan, dan pendeteksi pejalan kaki. Hal ini membuat kenyamanan dan keamanan pengemudi serta penumpang menjadi prioritas utama.

Potensi Masuk ke Indonesia

Dengan harga yang terjangkau dan spesifikasi yang mumpuni, Seagull berpotensi untuk masuk ke pasar Indonesia. Apalagi animo masyarakat terhadap kendaraan listrik makin meningkat seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap isu lingkungan. Seagull bisa menjadi alternatif kendaraan listrik yang murah dan nyaman digunakan sehari-hari.

Namun, masuknya Seagull ke Indonesia masih belum pasti karena BYD belum mengumumkan rencana peluncurannya di Indonesia. Kalaupun masuk, harganya diperkirakan akan lebih mahal dari di China mengingat pajak dan ongkos impor yang harus dikeluarkan. Tapi dengan spesifikasi dan fitur yang ditawarkan, Seagull tetap bisa menjadi saingan sengit Wuling Air ev dan kawan-kawan.

Apakah BYD Akan Memasarkan Mobil Listrik Murah Ke Indonesia?

BYD telah lama tertarik untuk memasarkan mobil listrik murah di Indonesia. Seagull, mobil listrik kelas LCGC BYD, bisa menjadi pesaing yang sepadan dengan Wuling Air ev atau Seres E1 jika masuk ke Indonesia.

Harga Terjangkau

Dengan harga diperkirakan Rp150 jutaan, Seagull bisa menarik minat pembeli mobil listrik kelas menengah ke bawah. Strategi harga murah ini sejalan dengan misi BYD untuk mempopulerkan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Jika harga bisa dijaga di kisaran ini, Seagull punya potensi untuk mendominasi pasar mobil listrik kelas LCGC.

Teknologi Mumpuni

BYD dikenal sebagai produsen baterai dan komponen otomotif terkemuka di China. Mereka telah mengembangkan teknologi baterai lithium ferro fosfat (LFP) dan motor listrik yang handal. Seagull diperkuat baterai LFP tipe ‘blade’ kapasitas 41,3 kWh yang menjanjikan jarak tempuh hingga 305 km per charge.

Dukungan Pemerintah

Program mobil listrik nasional seperti Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) mendukung minat BYD memasarkan Seagull di Indonesia. Skema insentif seperti bebas bea masuk baterai dan keringanan PPN bisa menurunkan harga jual Seagull. Kolaborasi dengan BUMN seperti PLN juga memungkinkan untuk menyediakan stasiun pengisian daya khusus di area perkotaan.

Dengan dukungan teknologi yang mumpuni, harga terjangkau dan insentif pemerintah, Seagull punya potensi tinggi untuk sukses di pasar mobil listrik Indonesia. Apakah BYD akan segera meluncurkan Seagull di Indonesia? Kita tunggu saja kejutan dari produsen mobil listrik raksasa asal China ini.

Pertanyaan Seputar Kemungkinan BYD Seagull Masuk Ke Indonesia

Apa kemungkinan BYD Seagull masuk ke Indonesia? Sebagai konsumen, ada beberapa pertanyaan yang muncul seputar mobil listrik kelas LCGC ini.

Harga dan Spesifikasi

Pertama, berapa harga yang ditawarkan jika BYD Seagull dijual di Indonesia? Mengingat mobil ini diklaim setara dengan LCGC, kemungkinan harganya berkisar Rp 150 jutaan. Dengan harga segitu, seberapa lengkap spesifikasinya? Apakah akan sama dengan yang dijual di China atau ada perubahan untuk pasar Indonesia?

Ketersediaan Charging Station

Kedua, seberapa tersedianya stasiun pengisian baterai atau charging station untuk mendukung mobil listrik ini? Saat ini stasiun pengisian masih terbatas, apalagi di daerah. Tanpa dukungan charging station yang memadai, mobil listrik seperti BYD Seagull belum bisa diandalkan sebagai kendaraan sehari-hari.

Minat Konsumen

Terakhir, seberapa besar minat konsumen Indonesia untuk membeli mobil listrik, khususnya di kelas LCGC? Mobil listrik masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Apakah masyarakat sudah siap beralih ke kendaraan ramah lingkungan ini dan meninggalkan kendaraan berbahan bakar minyak?

Jika ketiga pertanyaan di atas bisa dijawab dengan baik oleh BYD, ada peluang bagus untuk Seagull diterima dengan baik di Indonesia. Namun jika belum, mungkin perlu beberapa tahun lagi agar pasar dan infrastruktur Indonesia siap mendukung mobil listrik.

Conclusion

Jadi begitulah, kawan. Kita tunggu saja kehadiran mobil listrik kelas LCGC dari BYD ini di Indonesia. Siapa tahu bisa jadi alternatif menarik selain Wuling Air ev atau Seres E1. Pastinya harganya juga bakal lebih terjangkau dari Agya EV atau Rock EV. Cocok banget buat kamu yang pengen coba mobil listrik tapi budget pas-pasan. BYD Seagull mungkin bakal jadi jawabannya. Ya semoga aja BYD beneran bawa mobil listrik murah meriah ini ke Indonesia, biar ramai yang beralih dari mobil bensin ke listrik. Ditunggu kabarnya ya!

BRIN Perkenalkan Mobil Listrik Tanpa Sopir Murah di InaRI Expo

Kemarin kamu berkesempatan mengunjungi InaRI Expo 2023 di Jakarta dan melihat mobil listrik otonom baru buatan BRIN yang bernama Seater. Seater adalah singkatan dari Single-passenger Electric Autonomous Transporter. Mobil ini merupakan proyek penelitian BRIN sejak tahun 2023 yang bertujuan menciptakan kendaraan listrik tanpa pengemudi dengan harga terjangkau. Saat mengunjungi stand BRIN, kamu sangat kagum dengan desain Seater yang keren dan fitur canggihnya. Meski masih dalam tahap pengembangan, mobil ini menjanjikan masa depan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

BRIN Tampilkan Kendaraan Listrik Tanpa Pengemudi Di InaRI Expo

BRIN memperkenalkan kendaraan listrik otonom tanpa pengemudi yang diberi nama Seater di InaRI Expo 2023. Seater, singkatan dari Single-passenger Electric Autonomous Transporter, dikembangkan oleh BRIN sejak tahun 2023.

Mobilitas Cerdas Tanpa Pengemudi

Seater dirancang khusus untuk satu penumpang dan sepenuhnya otomatis tanpa kehadiran pengemudi. Kendaraan ini dapat bergerak sendiri tanpa bantuan manusia berkat teknologi pengenalan gambar dan sensor canggih yang terpasang. Seater juga dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis satelit untuk menentukan rute perjalanan.

Ramah Lingkungan dan Ekonomis

Seater bertenaga listrik dan tidak menghasilkan emisi karbon sama sekali. Satu pengisian daya penuh dapat menempuh jarak hingga 150 km, membuatnya ideal untuk perjalanan sehari-hari di kota. Biaya produksi Seater juga relatif murah karena menggunakan baterai lithium-ion dan tidak memerlukan mesin pembakaran dalam.

Dengan adanya Seater, diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan raya dan menghemat penggunaan bahan bakar minyak. Seater juga diyakini akan semakin mempopulerkan kendaraan listrik di kalangan masyarakat Indonesia. Teknologi cerdas yang diterapkan pada Seater diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk kendaraan komersial dan angkutan umum di masa mendatang.

Seater, Mobil Listrik Otonom Buatan BRIN

BRIN memperkenalkan kendaraan listrik otonom bernama Seater di InaRI Expo 2023. Seater, singkatan dari Single-passenger Electric Autonomous Transporter, dikembangkan oleh BRIN sejak tahun 2023.

Kendaraan ini didesain untuk mengangkut satu penumpang dan bertenaga listrik, sehingga ramah lingkungan. Seater juga dilengkapi sistem otonom yang memungkinkannya berjalan tanpa awak pengemudi. Dengan teknologi cerdas buatan dan sensor canggih, Seater dapat mendeteksi lingkungan sekitar dan berjalan dengan kecepatan hingga 40 km/jam.

Mudah digunakan

Seater sangat mudah digunakan. Penumpang hanya perlu memasukkan tujuan perjalanan ke dalam sistem Seater, lalu duduk dan menikmati perjalanan. Seater akan secara otomatis membawa penumpang ke tujuan yang ditentukan dengan aman.

Ramah lingkungan

Karena menggunakan tenaga listrik, Seater tidak menghasilkan emisi gas buang seperti kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel. Hal ini membuat Seater ramah lingkungan dan mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi polusi udara di perkotaan.

Dengan Seater, kita bisa menikmati transportasi yang bersih, hemat energi dan efisien. Semoga Seater dapat segera dioperasikan dan membantu mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan raya.

Hanya Rp20 Jutaan! Mobil Listrik Tanpa Pengemudi Murah Dari BRIN

Bagus sekali! Dengan harga Rp20 jutaan saja, kamu bisa memiliki mobil listrik tanpa pengemudi canggih buatan BRIN. Seater, singkatan dari Single-passenger Electric Autonomous Transporter, dirancang khusus untuk satu penumpang. Kamu bisa duduk di kursi empuk, santai dan nikmati perjalanan tanpa perlu menyetir.

Hemat dan Ramah Lingkungan

Karena menggunakan motor listrik, Seater sangat hemat energi dan tidak mencemari udara. Satu pengisian daya baterai lithium cukup untuk menempuh 80-100 km. Dan karena ukurannya yang kompak, Seater sangat lincah dan mudah diparkirkan di mana saja.

Aman dan Nyaman

Seater dilengkapi dengan sistem pengereman ABS dan kamera serta sensor canggih untuk mendeteksi lingkungan di sekitarnya. Jadi kamu bisa duduk tenang tanpa perlu khawatir, karena Seater akan berhenti secara otomatis jika mendeteksi bahaya atau halangan. Interior Seater juga dirancang untuk kenyamanan penumpang dengan sandaran kursi yang dapat diatur dan pendingin udara.

Mudah Diakses

Harga Seater yang sangat terjangkau, di bawah Rp20 juta, membuatnya mudah diakses oleh masyarakat luas. BRIN berharap, dengan semakin murahnya harga kendaraan listrik otomatis, masyarakat akan semakin tertarik beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan ramah lingkungan.

Seater adalah bukti kemampuan inovasi BRIN dalam mengembangkan teknologi masa depan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan dukungan pemerintah, diharapkan Seater segera dijual secara massal dan digunakan oleh masyarakat luas.

Fitur Dan Spesifikasi Seater, Mobil Listrik Otonom Buatan BRIN

Seater didesain dengan pikiran untuk kemudahan dan keselamatan penumpang. Kendaraan ini dilengkapi dengan fitur canggih seperti:

Baterai Listrik

Seater menggunakan colok12 baterai lithium-ion yang dapat menempuh jarak hingga 200 km per pengisian penuh. Waktu pengisian baterai hanya sekitar 30 menit. Baterai yang digunakan juga ramah lingkungan karena dapat didaur ulang.

Penggerak Listrik

Seater menggunakan motor listrik yang mendukung kecepatan hingga 70 km/jam. Torsi yang dihasilkan mencapai 120 Nm sehingga dapat melaju dengan mulus di jalanan perkotaan.

Pengendalian Otonom

Fitur utama Seater adalah kemampuannya untuk berkendara sendiri tanpa campur tangan manusia. Sensor dan kamera yang terpasang di sekitar kendaraan akan memantau kondisi jalan dan sekitarnya. Seater juga dilengkapi dengan GPS dan peta digital yang membantu menentukan rute terbaik untuk mencapai tujuan.

Desain Aerodinamis

Desain Seater yang ramping dan aerodinamis membantu mengoptimalkan jarak tempuh kendaraan. Bentuk kendaraan yang mirip kapsul ini juga memberikan ruang kabin yang luas bagi satu orang penumpang. Interior kabin yang minimalis didesain untuk kenyamanan penumpang selama perjalanan.

Seater merupakan kendaraan masa depan yang ramah lingkungan. Dengan harga terjangkau dan kemampuan berkendara otonom, diharapkan Seater dapat membantu mengurangi kemacetan di perkotaan.

Tanya Jawab Seputar Mobil Listrik Otonom Buatan BRIN Yang Ditampilkan Di InaRI Expo

Apa itu Seater?

Seater adalah mobil listrik tanpa awak yang dikembangkan oleh BRIN. Seater singkatan dari Single-passenger Electric Autonomous Transporter. Kendaraan ini dirancang khusus untuk satu penumpang. Seater dikembangkan oleh BRIN sejak tahun 2023.

Bagaimana Seater Bekerja?

Seater menggunakan sensor seperti radar, lidar dan kamera untuk mendeteksi lingkungan sekitar. Sensor-sensor ini terhubung ke komputer di dalam kendaraan yang memproses informasi untuk menentukan jalur terbaik. Seater dapat berjalan hingga 25 km/jam dan memiliki jarak tempuh 100 km per pengisian baterai.

Kapan Seater Akan Tersedia untuk Umum?

Saat ini Seater masih dalam tahap pengembangan dan belum siap untuk diproduksi massal. BRIN berencana untuk menguji Seater di lingkungan yang terkendali seperti kawasan perumahan dan kampus pada tahun 2025. Jika uji coba berjalan lancar, Seater diharapkan bisa digunakan secara komersial pada tahun 2027.

Berapa Harga Seater?

Harga Seater belum ditentukan karena masih dalam pengembangan. Namun, BRIN menargetkan harga Seater di bawah Rp 200 juta agar terjangkau bagi masyarakat luas. Dengan harga yang relatif terjangkau, diharapkan Seater dapat menjadi solusi transportasi masa depan yang ramah lingkungan.

Conclusion

Jadi begitulah, Bung! Mobil otonom listrik murah buatan BRIN ini bisa jadi berkah buat kamu yang males bawa mobil atau nyetir sendiri. Cukup duduk santai, Seater bakal anterin kamu ke mana pun tujuan. Lumayan kan, bisa hemat bensin dan tenaga. Siapa tahu nanti kita bisa lihat Seater ngantri di jalanan Indonesia. Sekarang kita tinggal nunggu aja kapan mobil canggih ini bisa diproduksi massal. Yah, semoga dengan riset dan inovasi begini, Indonesia bisa semakin maju. Ayo dukung terus kerja keras para ilmuwan kita!