TikTok Bayar Tuntas untuk Bencana Data Anak-Anak

Hei, kamu pasti sudah dengar tentang TikTok yang kena denda lagi gara-gara melanggar aturan privasi data pengguna, terutama anak-anak. Meskipun TikTok bilang mereka punya pembatasan untuk pengguna di bawah umur, ternyata mereka tidak memenuhi persyaratan perlindungan anak yang ditetapkan hukum privasi anak Eropa. TikTok memang bukan satu-satunya platform yang kena masalah begini, tapi berulang kali kena denda karena melanggar aturan, terutama soal data pengguna, seharusnya bikin mereka jera dong. Yuk kita lihat lebih lanjut soal kasus TikTok yang satu ini dan apa hukuman yang mereka terima.

TikTok Dikritik Karena Melanggar Data Anak

TikTok yang merupakan platform media sosial yang populer belakangan ini, dihujat karena melanggar undang-undang perlindungan data anak-anak Eropa. Meskipun TikTok mengaku memiliki batasan untuk pengguna di bawah umur, platform ini tidak memenuhi persyaratan perlindungan anak yang ditetapkan oleh hukum privasi anak Eropa.

Kekhawatiran tentang privasi anak

Sejumlah kelompok advokasi privasi dan perlindungan anak khawatir bahwa TikTok dapat mengumpulkan data sensitif tentang anak-anak, seperti lokasi, pola penggunaan, dan data biometrik. Data ini dapat digunakan untuk mempengaruhi dan menargetkan anak-anak. TikTok sebelumnya dikenai denda karena mengumpulkan data anak-anak di bawah usia 13 tahun tanpa persetujuan orang tua.

Tindakan perbaikan diperlukan

Agar sesuai dengan hukum Eropa, TikTok perlu melakukan beberapa perubahan penting terkait privasi anak. Misalnya, batasan usia yang lebih ketat, pembatasan pengumpulan data, dan persetujuan orang tua untuk pengguna di bawah 16 tahun. Jika TikTok gagal untuk mematuhi hukum ini, denda dan sanksi lebih lanjut dapat diberlakukan. Pemerintah dan badan pengatur privasi juga harus melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap platform media sosial populer seperti TikTok untuk melindungi data dan keamanan anak-anak.

Sejarah Denda Dan Hukuman Yang Diterima TikTok

TikTok telah dikenakan denda dan sanksi atas pelanggaran privasi data pengguna, terutama anak-anak, di beberapa negara. Meskipun TikTok mengklaim telah membatasi pengguna di bawah umur, TikTok tidak memenuhi persyaratan perlindungan anak yang ditetapkan oleh undang-undang privasi anak Eropa.

Denda di Inggris

Pada tahun 2019, Komisi Perlindungan Data Inggris (ICO) mengenakan denda senilai £375,000 ($500,000) kepada TikTok karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Data 2018 dengan mengumpulkan data anak-anak di bawah 13 tahun tanpa persetujuan orang tua. Komisi menemukan bahwa TikTok tidak melakukan pemeriksaan usia yang memadai saat anak-anak mendaftar, yang memungkinkan anak-anak di bawah 13 tahun membuat profil.

Denda di AS

Pada Februari 2019, TikTok didenda sebesar $5,7 juta oleh Badan Perlindungan Konsumen Amerika Serikat karena secara ilegal mengumpulkan data pribadi anak-anak. TikTok dianggap telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Privasi Anak Online karena gagal mendapatkan persetujuan orang tua sebelum mengumpulkan data pribadi anak-anak.

TikTok berusaha memperbaiki kebijakan privasinya, tetapi masih perlu melakukan lebih banyak untuk memastikan platformnya aman bagi anak-anak dan remaja. Apakah TikTok siap untuk denda dan sanksi lebih lanjut jika tetap gagal melindungi data pengguna termuda mereka? Kita lihat saja.

TikTok Dikenai Denda Rp5,6 Triliun Karena Mengumpulkan Data Anak

Keterlibatan TikTok dalam pengumpulan data anak-anak

TikTok telah dikenai denda sebesar Rp5,6 triliun oleh Komisi Perlindungan Data Pribadi Indonesia (KPDP) karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak. TikTok dianggap telah mengumpulkan data pribadi anak-anak di bawah umur tanpa persetujuan orang tua. Padahal, TikTok sebenarnya telah membatasi akun pengguna di bawah umur 13 tahun dan meminta persetujuan orang tua untuk akun pengguna di bawah umur 15 tahun. Namun, pembatasan TikTok tidak memenuhi persyaratan perlindungan anak yang ditetapkan oleh undang-undang privasi anak Eropa.

Dampak dari pelanggaran TikTok

KPDP menyatakan bahwa TikTok telah melanggar hak privasi anak-anak dengan mengumpulkan dan menggunakan data pribadi mereka tanpa persetujuan orang tua. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan dan keamanan anak-anak. KPDP juga menyatakan bahwa denda tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dikenakan kepada perusahaan teknologi global di Indonesia.

Apa yang harus dilakukan TikTok?

TikTok harus memperbaiki kebijakan privasi dan keamanan data untuk melindungi data pribadi pengguna di bawah umur, terutama dengan mendapatkan persetujuan orang tua atau wali sebelum mengumpulkan dan menggunakan data pribadi anak-anak. TikTok juga harus memberikan pengguna lebih banyak kendali atas data pribadi mereka, termasuk hak untuk menghapus data.

Mengapa Pengumpulan Data Anak Sangat Berbahaya?

Privasi dan Keamanan

Data pribadi anak-anak destatoto sangat sensitif dan rentan terhadap penyalahgunaan. Saat data pribadi anak dikumpulkan dan dibagikan di platform seperti TikTok, ada risiko data tersebut bocor atau diretas untuk tujuan yang tidak pantas.

Pengumpulan data yang berlebihan

TikTok dikritik karena mengumpulkan data pribadi anak-anak yang berlebihan dan tidak perlu. Mereka mengumpulkan detail seperti lokasi, pola penggunaan, kontak, foto, dan informasi biometrik seperti wajah dan suara anak-anak.

Iklan yang tidak pantas

Dengan mengetahui minat dan lokasi anak-anak, platform seperti TikTok dapat menargetkan mereka dengan iklan yang tidak pantas. Anak-anak rentan terhadap iklan dan konten yang berbahaya atau menyesatkan.

Kecanduan dan FOMO

TikTok didesain untuk membuat pengguna ketagihan dan takut ketinggalan atau “fear of missing out” (FOMO). Fitur seperti notifikasi, penanda waktu pendek, dan algoritme khusus yang mempromosikan konten viral dapat membuat anak-anak kecanduan dan sulit berhenti menggunakan aplikasi.

Perkembangan dan perilaku

Beberapa ahli khawatir bahwa platform media sosial seperti TikTok dapat memengaruhi perkembangan dan perilaku anak-anak. Konten dan fitur TikTok yang dirancang untuk meningkatkan keterlibatan dapat berdampak buruk pada konsentrasi, perhatian, dan aktivitas fisik anak.

Pertanyaan Umum Tentang Dampak Pengumpulan Data Anak Oleh TikTok

Apakah TikTok melanggar hukum dengan mengumpulkan data anak-anak?

Ya, TikTok telah dilaporkan melanggar Undang-Undang Perlindungan Data Anak-Anak Eropa dengan mengumpulkan data pribadi anak-anak tanpa persetujuan orang tua. Meskipun TikTok memiliki batasan usia pengguna di bawah 13 tahun, platform ini gagal memenuhi persyaratan perlindungan anak yang ditetapkan oleh hukum privasi anak Eropa.

Bagaimana cara TikTok mengumpulkan data anak-anak?

TikTok mengumpulkan data yang sama dari pengguna anak-anak seperti pengguna dewasa, termasuk informasi profil, komentar, suka, video yang dilihat, dan waktu menonton. Data ini memungkinkan TikTok untuk membuat profil perilaku anak-anak dan menargetkan iklan.

Apa dampak dari pengumpulan data TikTok pada anak-anak?

Pengumpulan data TikTok pada anak-anak dapat berdampak buruk pada privasi dan keamanan mereka. Data pribadi anak-anak rentan disalahgunakan, dan platform seperti TikTok sering kali gagal melindungi data pengguna dengan benar. Selain itu, iklan yang ditargetkan pada anak-anak dapat memanipulasi dan memanfaatkan mereka.

Apa yang harus dilakukan TikTok untuk melindungi data anak-anak?

TikTok perlu memperbaiki kebijakan privasi dan keamanan data untuk melindungi pengguna di bawah umur. Platform ini harus mendapatkan persetujuan orang tua untuk mengumpulkan data anak-anak, membatasi data yang dikumpulkan, dan menyediakan pengaturan privasi yang lebih ketat untuk akun anak-anak. TikTok juga perlu lebih transparan tentang cara mereka menggunakan dan berbagi data pengguna.

Conclusion

Jadi begitulah! TikTok memang telah dikenakan denda berkali-kali karena melanggar aturan privasi anak, terutama di Eropa. Meskipun mereka bilang ada pembatasan untuk pengguna di bawah umur, TikTok sepertinya belum memenuhi persyaratan perlindungan anak yang ditetapkan hukum privasi anak Eropa. Kasus ini mengingatkan kita semua, terutama orang tua, untuk lebih waspada terhadap apa yang dibagikan anak-anak di media sosial dan pastikan mereka mengerti risiko privasi dan keamanan data. Perlindungan anak harus menjadi prioritas utama, bukan keuntungan perusahaan teknologi raksasa seperti TikTok. Jadi berhati-hatilah di luar sana!